Senin, 31 Desember 2012

Saatnya Merubah Cara Berfikir Kita



                Awal mula ikut ujian seleksi masuk perguruan tinggi (SMPTN) begitu singkat dan sederhananya cara berfikir ku saat itu, kampus adalah tempatnya kita belajar agar bisa bekerja diperusahaan-perusahan besar, dengan gaji yang besar dan dalam jangka waktu cepat setelah pasca kampus.Yah,.. dan ternyata bukan ku sendiri yang mengalaminya, hampir semua mahasiswa mengalami hal-hal seperti ini, kita tidak sadar dengan apa yang telah terjadi dengan lingkungan sekitar, krn kita buta dengan kondisi-kondisi di lapangan, krn kita sudah dibentuk secara tidak langsung untuk hidup individu tanpa harus merasakan kondisi sosial masyarakat.Hm.. Inilah yang kuketahui, kupahami dan kujalani kehidupanku di awal-awal memasuki kehidupan kampus yang penuh warna-warni.
Apakah salah.?? Tentu tidak, karna kita belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, walau kadang apa yang terjadi sebenarnya itu sudah tampak di depan mata kita. Hanya saja tidak semua orang memiliki kemampuan untuk merasakan dan langsung merespon apa yang terjadi tanpa harus dijelaskan kepadanya. Saat ku mulai beranjak lebih jauh memasuki kehidupan kampus, mulailah masuk kedalam kepala ini berbagai macam cara berfikir yang berbeda-beda dari hasil diskusiku dengan senior-senior dan dosen yang ada.
Ada yang mempunyai cara berfikir sama seperti cara berfikirku sebelumnya, yaitu selesai kuliah cari kerja di perusahaan terkenal agar dapat beli ini dan beli itu, jadi rajin-rajinlah belajar jangan ikut kegiatan-kegiatan yang tidak penting, itulah kesan yang ku dapat saat ketemu dengan senior yang punya mimpi sama seperti ku dulu.
Dihari-hari selanjutnya saya ketemu dengan senior yang memiliki cara berfikir yang aneh atau diluar cara berfikirku selama ini, ia adalah seorang aktivis yang sudah banyak berkecimpung didunia keorganisasian, ia mengajak kami mencoba membuka mata sedikit demi sedikit tentang apa yang terjadi dengan permasalah bangsa ini, yaitu korupsi yang merajalela, pendidikan masyarakat yang tidak jelas keberadaannya, kejahatan-kejahatan yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi, kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau malah menyengsarakan masyarakat luas dan lain-lain, lalu dimanakah peran kita sebagai mahasiswa.? Dan iapun menjelasi apasih peran dan fungsi mahasiswa itu sendiri. hal inilah yang kudapat dari seorang senior yang berkecimpung didunia organisasi. Setelah berdiskusi panjang tentang permasalah bangsa ini saya mulai tertarik untuk ikut organisasi. Dengan ikut aksi menuntut semua ketidak adilan dan kesalahan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, dan di organisasi ini saya belajar untuk membentuk calon-calon pemimpin masa depan, agar bangsa ini bisa berubah dengan sebagai mana mestinya. Karna mahasiswa hari ini akan menjadi pemimpin masa depan 10 atau 20 tahun yang akan datang.
Waktu terus berjalan dan kuliahpun juga terus berjalan, di sebuah mata kuliah saya menemukan cara berfiikir yang baru lagi, yaitu perkataan seorang dosen kepada mahasiswanya, ia bertanya sama kami yang waktu itu lagi kuliah mata kuliah yang ia ajari, bapak dosen tersebut bertanya sama kami, “siapa yang ingin bekerja di DINAS Pekerjaan Umum (PNS) dengan gaji 10 juta perbulan,?” dengan serentak kami mengangkat tangan tinggi-tinggi, lalu ia bertanya lagi, “coba kalian kalikan gaji kalian selama setahun, trus kalikan selama kalian hidup atau anggap saja 100 tahun kalian hidup, dan berapa jumlahnya?,” lalu kamipun menghitungnya dan mendapatkan hasil sebanyak Rp 12 milyar rupiah, lalu dia bilang lagi, “kalau seandainya kalian jadi seorang kontraktor, maka Rp 12 Milyar itu bisa kalian dapatkan selama  1 tahun,” lalu kamipun kaget terdiam sambil memasang ekspresi mata agak melotot sedikit dan mulut terbuka, kalau bahasa dusunku melongo namanya. Hehe.. lalu bapak tersebut melanjutkan perkataannya, “sekarang terserah kalian ingin jadi apa,? uang yang terkumpul Rp 12 milyar dari gaji PNS itu tergantung juga dengan umur kalian kalau seandainya umur kalian sampai dengan 100 tahun, dan itupun kalau kalian tidak pernah makan-makan selama 100 tahun atau membeli kebutuhan hidup.” Dan ia berkata terakhir kalinya, “ saya jadi PNS ini ada tujuannya.”
Waktu terus berganti  dan disuatu acara saya ketemu lagi dengan seorang pengusaha besar, yaitu seorang entrepeneur yang memiliki cara berfikir berbeda juga. Ia bertanya sama kami, “apa anda bermimpi untuk kerja di perusahaan-perusahaan besar.?” Lalu hampir semua bilang yah, lalu setelah dia mendengar perkataan kami, ia berkata, “berarti kalian sudah dari awal bermimpi untuk menjadi seorang pekerja, bukan seorang bos.” Lalu terhentaklah kamisemua mendengar omongannya, dan ia berbicara lagi, “ apa kalian tidak pernah ingin menggaji orang lain.? Apa kalian selamanya hanya ingin jadi pekerja yang selalu disuruh-suruh walau cara bos kita menyuruh tersebut dengan lembut atau kasar.? Apa kalian tidak pernah ingin menjadi seorang BOS yang bisa menyuruh orang lain atau bahkan kerjaannya hanya duduk di dalam ruangan yang ber AC atau bahkan bisa pergi kmanapun ia suka tanpa ada yang melarang atau yang mengikat kita untuk pergi kemanapun seperti pekerjaan telah mengikat kita.?” Sekali lagi kami terdiam panjang memikirkannya. Setelah beberapa saat ia berbicara lagi, “kalau kalian tidak ingin menjadi seorang pekerja maka keluarlah kalian dari dunia nyaman kalian, dan pergilah kedunia yang lebih indah lagi, tapi ingat, setiap yang bagus-bagus pasti banyak tantangannya atau kegagalan yang akan kalian temui, tapi jangan takut, karna pada saat kalian takut maka pada saat itu sebenarnya kalian sudah gagal, kegagalan itu tidak di nilai dari setiap kalian jatuh, tapi pada saat kalian tidak mau berdiri lagi pada waktu kalian terjatuh, maka itulah yang namanya kegagalan, jadi saat kalian terjatuh maka berdirilah karna anak kecil untuk bisa berjalan ia harus mengalami jatuh dulu beberapa kali baru bisa berlari dengan kencangnya.” Lalu disisi lain saya juga pernah dengar teman saya bilang, “orang paling kaya itu bukanlah akademisi ataupun pejabat pemerintahan tapi seorang pebisnislah orang terkaya didunia ini.”  Hal positif yang bisa diambil dari perkataannya adalah dengan menjadi pengusaha (pebisnis) saya bisa jadi BOS atau bisa menggaji orang lain.
Pada suatu hari saya mencoba berfikir tentang semua yang sudah saya temukan dikampus tercinta, dengan sekian banyak permasalah bangsa ini, seperti pengangguran, pemimpin yang tidak adil dan lain-lain, maka sampailah saya diujung kesimpulan, saya ingin menjadi seorang pengusaha, agar bisa menggaji orang banyak dan agar bisa mengurangi sekian banyak penganggurandi indonesia dan agar saya memiliki banyak waktu kosong karna sudah ada pegawai, dan pada saat itulah saya ingin menjadi seorang pemimpin agar bisa terlibat dalam merubah bangsa ini untuk menjadi lebih baik, kalau kita menjadi seorang anggota atau pegawai, maka akan susah untuk merubah bangsa ini karna bukan kita pengambil kebijakan tersebut.
Disini saya tidak menyalahkan mahasiswa yang ingin kerja di perusahaan-perusahaan besar, PNS atau guru sekolah, hanya saja saya berharap saat kalian ingin bekerja di perusahaan besar , PNS atau guru sekolah maka bercita-citalah untuk jadi pemimpin di lembaga tersebut agar bisa merubah sistem yang salah menjadi benar. Dan bagi yang ingin jadi guru kalau ada uang bermimpilah untuk membuat sekolah, karena dengannya kalian bisa membentuk calon-calon pemimpin masa depan seperti yang kalian inginkan. Dan saya juga tidak menyalahkan orang-orang yang ingin jadi pemimpin di pemerintahan hanya saja saya berharap kalian sebelum masuk kesana sudah memiliki penghasilan yang cukup sehingga yang kalian cari disana adalah benar-benar sebuah keadilan bukan uang untuk kehidupan.
Disini yang menjadi titik permasalahan bukanlah hasil tapi cara berfikir kita, karena yang menentukan hasil itu adalah tuhan, kita hanya di tuntut untuk berusaha dalam mencapainya.
akhir kata dari saya,
“Dunia kampus adalah tempat untuk merobah cara berfikir kita terhadap sesuatu.”
Wassalam..
SETETES HARAPAN

Debu..
Deru debu yang menghempas
Seakan dunia mau kiamat
Seakan hilang dari peredarannya

Indonesiaku..
Akankah engkau keluar dari keterpurukan
Akankah engkau bangkit dari medan perang
Dengan kondisimu saat ini

Indonesiaku...
Lihatlah tanganmu,
Begitu banyak korupsi yang terjadi
Tanganmu hilang,
Sa'at kemiskinan berdiri di depanmu

Indonesiaku..
Lihatlah kakimu,
Begitu mudah melangkah menuju ke zholiman
Kakimu pergi,
Sa'at kebodohan mengerogoti seluruh tubuhmu.

Indonesiaku...
Bukan bermaksud hilangnya mimpi
Bukan bermaksud hilangnya smangat
Hanya kekhawatiran yang menyelimuti

Wahai Pemuda..
Masih adakah keringatmu yang akan kau kucurkan
Masih kuatkah tulangmu untuk kau teguhkan
Karna hanya dengan ini awal kebangkitan negara ini

Memang..
Hidup ini begitu membingungkan
Menuntut kita untuk selalu berjuang
Menuntut kita untuk membawa angin kemenangan

Wahai Tuhan ku..
Berilah cahaya-Mu dalam kegelapan ini
Agar kesejukan membanjiri tanah pertiwi
Agar rembulan tersenyum dengan cerahnya
Agar angin kesyukuran selalu ada.

Di tanah air ku Tercinta
"INDONESIA".

Karangan: Rahmat Syawal

Keajaiban Itu Selalu Ada


Juli  2010 saya dan teman-teman di sebuah organisasi membuat sebuah kegiatan memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 65,itulah hari yang dinanti dan dirindukan oleh masyarakat Indonesia yang membuat masyarakatnya menangis dan juga tertawa karena senang atas kemerdekaan ini, sehingga semangat juang itu tumbuh besar dan membuat teriakan-teriakan dipinggir jalan, dikota-kota, di desa-desa,hanya satu kata yang diteriakkan dan membuat teriakan ini bergema keseluruh pelosok negeri ini yaitu MERDEKA. Alhamdulillah teman-teman semua menerima ide saya. Disini kami mencoba membuat sebuah konsepan yang bisa memberikan  manfaat bagi masyarakat banyak dan bisa di rasakan oleh banyak orang, untuk itu kami mulai melist sasaran-sasaran yang akan terlibat dalam mensukseskan kegiatan tersebut.
Untuk bisa dirasakan manfaatnya oleh orang banyak maka kami membuat kegiatan se kabupaten, kebetulan lokasi kampus kami di kabupaten ogan iilir, maka kegiatan ini se kabupaten ogan ilir.Selanjutnya kami membahas yang lebih detail tentang sasaran peserta, siapasih dari segitu banyak masyarakat yang akan terlibat di dalam kegiatan tersebut.?Maka kami mulai berfikir dan mentoklah di satu usulan yaitu siswa sekolah, baik sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah pertama (SMP) atau sederajatnya dan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajatnya. Dan mulailah kami membuat berbagai macam acara yang seluruhnya terfokus kepada lomba-lomba. Ada lomba menggambar foto pahlawan, lomba baca puisi,  cerdas cermat, debat, lomba karikaturdan lain-lain.
Setelah mendiskusikan ini kami mulai bergerak untuk menjadikan sebuah konsepan ini menjadi sebuah kenyataan yang akan menjadi kenangan di masa yang akan datang dan menjadi sebuah amalan di yaumil akhir nanti, (Aamiin), inilah niatan awal kami. Selanjutnya kami mulai menjalankan tugas sesuai tugas masing-masing, ada yang buat surat kekantor dinas pendidikan dan mengatarkannya agar kegiatan ini mendapat dukungan serta dihadiri peserta yang banyak, ada yang membuat proposal untuk mencari dana, karna tampa dana kegiatan susah terlaksana dengan baik, dan ada juga yang membuat surat untuk juri-juri penilai lomba-lomba yang akan dilaksanakan.
Hari berjalan dan terus berjalan, kamipun juga seperti itu, berjalan terus agar kegiatan ini sukses seperti yang diimpikan, hingga sampailah kami di satu titik, yaitu tiga hari sebelum hari H atau tiga hari sebelum berlangsungnya kegiatan yang diimpi-impikan. Dorr… biasanya orang akan kaget kalau dikagetkan, begitu juga dengan kami, kami dikagetkan dengan satu permasalahan yang sering dialami oleh organisasi-organisasi lain yaitu D-A-N-A (DANA). Dana yang ada hanya sedikit, mulailah panik diantara kami, karna kegiatan yang ingin dilaksanakan ini membutuhkan dana yang lumayan besar, lalu saya mencoba menghilangkan kepanikan ini agar teman-teman yang lain tidak lagi mempermasalahkan masalahkan ini, saya bilang kalau masalah dana jangan terlalu dipikirkan Insya Allah ada,  lalu saya menghubungi bendahara di organisasi saya berada untuk menanyakan dana yang ada berapa, karena dia (bendahara umum) diatas saya tentu dia akan mengatakan yang tidak membuat saya langsung ngedrop dengan kondisi yang ada, sama seperti yang saya bilang kepada yang lain, dia bilang Insya Allah dananya ada tapi sedikit. Karena ini kegiatan saya, saya meminta ketegasan dia untuk mengatakan berapa jumlah yang sedikit itu biar saya jelas berapa lagi dana yang kurang dan dana yang harus di cari untuk solusi dari masalah ini, akhirnya dia mau memberitahukan berapa jumah dana yang sedikit itu.
Di mulai dari saat itu kepala saya sudah mulai pusing untuk memikirkan dari mana saya mendapatkan uang, kalau kegiatan ini dicancel akan membuat malu organisasi, karna undangan untuk kepala dinas sudah masuk dan pesertapun sudah mulai banyak yang mendaftar. Akhirnya saya mencoba bismillah saja atau melanjutkannya dengan berharap mudah-mudahan dari hari H-3 ini sampai di hari H akan ada dana yang muncul, karna saya yakin kalau kita melakukan hal yang baik Insya Allah tuhan akan membantu kita. Hanya satu hal inilah yang menjadi modal saya melaksanakan kegiatan ini. Bismillah.
Hari terus berjalan dan sampailah di hari yang ditunggu-tunggu, dana tak kunjung datang, teman-teman yang lain bertanya kembali tentang masalah dana ini, saya hanya bilang, “tenang, dana ada kok, sejak kapan dana jadi masalah.” Biar mereka tidak lagi mempertanyakan masalah dana, walau di kepala sudah tidak karuan memikiri masalah ini. Sampai hari H kami menggunakan dana pinjaman dari anggota organisasi, berharap dana yang dipinjam diganti setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Ternyata di hari H peserta bertambah banyak melebihi jumlah yang mendaftar sebelumnya, dan kami dapat masalah yang baru lagi, juri cuma ada 2 orang yang hadir dari sekian banyak lomba yang dilaksanakan, 2 orang ini cuma untuk satu perlombaan. Gimana dengan lomba yang lain.?
Kepala pusing jadi tambah pusing, tapi saya coba untuk tenang dengan kondisi yang ada, karena kalau tidak tenang akan mempengaruhi kepala kita dalam berfikir, saya mencoba melihat kondisi disekeliling dan tertujulah pada panitia yang ada, mereka sudah menjadi mahasiswa dan saya yakin kapasitas mereka sudah mempuni untuk menjadi juri setingkat SD, SMP dan SMA. hanya saja belum ada yang mempercayai mereka untuk jadi juri karna status yang masih mahasiswa. Akhirnya saya mencoba percaya sama mereka untuk jadi juri setiap lomba yang ada tergantung kapasitas atau kemampuan yang mereka miliki. Dan mulailah saya menghitung jumlah panitia yang ada, ternyata Alhamdulillah jumlah panitia mencukupi untuk jadi juri dengan tersisa panitia 2 orang, yaitu saya dan teman saya.
Perlombaan berjalan terus, kami berdua menjadi satpam karena selama lomba berjalan tidak ada pekerjaan yang berat lagi sampai perlombaanpun selesai. Selesai perlombaan seluruh juri berkumpul di suatu ruangan yang berarti semua panitia juga berkumpul karena mereka panitia yang jadi juri. Hehe.. Pada waktu merangkum nilai jadi satu tiba-tiba ada yang menyeletuk ngomong bahwasanya dana pendaftaran dari perlombaan banyak terkumpul, lalu mulailah melek mata saya melihat penghitungan dana yang ada, setelah dana pendaftaran dihitung keseluruhan ternyata di jumlahkan dengan dana awal yang sedikit itu malah berlebih dari jumlah dana yang di butuhkan. Alhamdulilah saya gak tau apa yang harus dikatakan, dana yang membuat pikiran dak karuan ini sudah mulai menghiasi hati, dengan kesenangan yang tak terbayangkan.
Lalu saya meminta dana itu untuk langsung melunasi uang anggota yang saya pinjam sebelumnya.Tadi fikiran saya yang sudah  tidak karuan karna dana sedikit, sekarang hati saya yang tidak karuan karena dana berlebih. Disinilah saya baru menyadari ternyata tuhan telah menolong kami dengan jumlah peserta yang ada, diawalnya yang daftar segini ternyata di hari H yang daftar bertambah dan dengan jumlah panitia yang pas, kalau seandainya panitia sedikit, selesai sudah kepala saya dibuatnya. Subhanallah, bantuan Allah datang dari jalan yang tidak kita ketahui dan tidak kita duga-duga. Mungkin beginilah cara tuhan untuk membahagiakan hamba-hambanya. Wallahualam.
Waktu terus berganti, tahunpun juga terus berganti, sampai tibalah saya membaca sebuah novel yang terdapat sebuah kata-kata yang lebih kurang tulisannya, “yang dibutuhkan  seseorang untuk mencapai mimpi-mimpinya adalah dengan meyakininya.” Sekarang saya yakin dengan semua perkataan ini, dan karna bukan cuma satu kisah ini, tapi masih banyak lagi kisah-kisah yang lain, dan saya yakin kalian juga sudah mengalaminya, hanya saja kita tidak menyadarinya. Dan banyak juga diantara kita yang tidak sanggup untuk melanjuti mimpi-mimpinya karna terasa begitu pahit sebuah perjuangan tapi saat kita bisa mencapai apa yang kita inggini, barulah kita sadar betapa indahnya hasil dari sebuah perjuangan tersebut.Jadi untuk apa berfikir pajang, marilah yakin dengan mimpi-mimpi kita karna Allah akan memberikan keajaibannya, dengan cara keajaiban itu akan selalu ada mengiringi kita.
Akhir kata dari saya:
“Perjuangan itu pahit, tapi jauh lebih pahit lagi saat kita berhenti untuk mencapainya.”