Pagi ini terasa teramat cerah,
itulah yang ku rasakan saat itu Juli 2008, yang pastinya juga dirasakan oleh
orang lain juga, karena pada hari itu dimana diumumkannya hasil pengumuman
kelulusan masuk perguruan tinggi se Indonesia yaitu SMPTN. Saya lulus di
perguruan tinggi Universitas Sriwijaya (UNSRI) dengan jurusan Teknik Sipil. Yah,
perasaan ini susah untuk di bendung karena usahaku selama satu tahun bimbel
tidak sia-sia, walau jurusan ini adalah pilihan kedua. Jurusan ini salah satu jurusan yang termasuk ku senangi,
bukan asal pilih dan ternyata jurusan ini memiliki akreditasi yang memuaskan di
Indonesia, yaitu A.
Hari itu juga ku
pergi kesekolah SMAN 5 Bukittinggi (SUMBAR) dengan bangganya dimana saya dan
teman-teman datang mengunjungi tempat kami dididik selama tiga tahun . Sesampai
di sekolah ternyata sudah ada teman-teman lain sedang melaporkan kelulusannya sama
guru-guru, ada yang lulus di UMPAD, ITB, UI, UNRI, USU, UNP UNAND dan lain-lain.
Kamipun kumpul bersama-sama, setiap ada yang datang kami langsung menanyakan di
universitas mana mereka lulus, memang menjadi kebahagian yang sangat
menyenangkan. Sedang asyik bercengkrama, tiba-tiba ada yang bertanya sama saya,
“Wal, dak takuik di palembang apo? (wal, apa tidak takut di palembang?),” sayapun bingung dengan pertanyaan ini, lalu
berbalik bertanya, “emang apo hubungannyo jo palembang? (memang apa hubungannya
dengan palembang?).” teman saya menjawab, “kan UNSRI ado di palembang.” Pada
waktu itulah saya baru tau ternyata UNSRI ada di palembang, padahal besok sudah
harus berangkat ke Palembang untuk daftar ulang. Hehe… maklum gak lihat lokasi
waktu nentukan pilihan.
Keesokan
harinyanya saya dan kakak sudah siap untuk pergi mendaftar ulang, dengan izin
orang tua, keluarga dan tetangga yang saat itu juga ikut hadir untuk melepaskan
kepergian ke kampus Uiversitas Sriwijaya. Maklum banyak yang hadir, karna
daerah saya termasuk daerah yang sedikit minat untuk melanjutkan sekolah
ketingkat yang lebih tinggi dan selesai daftar ulang saya akan langsung tinggal
di palembang sampai hari raya Idul Fitri datang.
Waktu itu lebih
kurang jam 4 sore, kami pergi keterminal Aua Kuniang Bukittinggi, dimana
terminal yang paling padat kutemui selama ini. Kami mencari-cari bus yang
bertujuan kepalembang, dan alhamdulilah kami menemukannya, tapi ternyata kami
di kagetkan dengan perkataan orang yang menjaga loket tersebut, “maaf dek, bus
sudah berangkat semua, bus hanya berangkat tiga kali dalam sehari, jam 10:00,
11:00 dan 12:00,” kamipun pusing gak karuan karna besok hari daftar ulang saya,
jadi dalam kondisi apapun kami harus berangkat hari itu. Tiba-tiba ada yang
bilang, “kalau kalian ingin tetap pergi kepalembang kalian harus
sambung-sambung mobil, harus 2 kali naik mobil, pertama naik bus ke Jambi
terlaebih dahulu, lalu baru naik bus ke Palembang keesokannya dari Jambi.”
Akhirnya kami memutuskan
untuk naik bus dua kali sesuai dengan apa yang disarankan oleh salah seorang
penjaga loket, dan kami diantar ke loket bus yang menuju Jambi. Disana kami
diminta biaya Rp 143.000,- per orang sesuai harga tiket ke Palembang, dengan
beberapa syarat sesampai di Jambi kami akan dicarikan bus menuju Palembang dan
kami juga tidak akan menambah uang transportasi lagi.
Waktu terus
berjalan dan bus yang kami tumpangipun sudah mulai berjalan keluar dari
Bukittinggi. Beberapa jam perjalanan bus berhenti di danau singkarak untuk
istirahat makan dan sholat magrib serta dijamak dengan isya. Selama istirahat
kami merasa agak khawatir dengan lama waktu perjalanan, karna ternyata perjalanan
dari Bukitiinggi menuju Palembang menghabiskan waktu lebih kurang 21 jam dalam
kondisi normal, sedangkan besok sudah daftar ulang. Jadi kalau diperkirakan kemungkinan
sampai di palembang jam dua siang. Wallahualam kalau sambung menyambung bus
ini.
Selesai
istirahat dan sholat, bus kembali melanjutkan perjalanannya. Keesokan harinya
jam 09:00 bus berhenti, ternyata sudah sampai di loket pemberhentian bus
tersebut yaitu didaerah dekat terminal Jambi. Sudah 30 menit duduk di loket tapi bus yang menuju ke
palembang masih belum kunjung datang, sehingga membuat suasana menjadi tambah
cemas karena takut terlambat daftar ulang. Setelah beberapa menit, tiba-tiba
stokar bus yang kami tumpangi tadi ngomong, “dek sudah 30 menit kita cari bus
kepalembang tapi belum ada yang lewat, cuma ada bus ini, tapi adek harus nambah
Rp 10.000,- lagi perorang sebab harga tiket bus ini mahal,” kami tidak terlalu
berfikir panjang, karna sudah kepepet waktu, di perjalanan kami bertanya sama
penunmpang yang ada dijalan, “kak berapa lama dari jambi ke palembang, dia
bilang 6 sampai 7 jam, kami berangkat tadi lebih kurang jam 09:30 karena nunggu
bus terlebih dahulu, jadi kmungkinan sampai jam 4 sore, dan kami sadar
sepertinya gak sempat lagi untuk daftar ulang hari ini, tapi kami terus
melanjutkan perjalanan.
Jam 16:30 kami
sampai di palembang, dan sudah ada yang menunggu kami, dia orang SUMBAR juga,
satu kabupaten dengan saya, yaitu kabupaten Agam, Nanda namanya, dia mahasiswa
UNSRI angkatan 2005, berarti 3 tahun diatas saya. Lalu kami mengikuti dia untuk
menuju tempat penginapan, kami menaiki bus kota untuk sampai di pusat kota dan
dilanjuti naik bus angkutan khusus bertujuan Indralaya, diperjalanan dia
bertanya sama saya lulus di jurusan apa, dan saya bilang di jurursan teknik
sipil, dan dia menjawab berarti besok jadwal daftar ulangnya, karna jatah
fakultas teknik besok. Dan kamipun kaget dan juga bersyukur, ternyata kami
tidak terlambat. Kami sampai di penginapan waktu sholat magrib.
Keesokan harinya jam 07:00 kami pergi kekampus
untuk daftar ulang, dalam sehari penuh dengan begitu banyak antrian akhirnya
saya selesai daftar ulang jam 17:00, dan langsung mendapat kartu pengenal
mahasiswa (KPM), dan pada waktu itu juga saya sudah sah atau sudah resmi
menjadi MAHASISWA, begitu senangnya dapat kartu ini. Pada waktu daftar ulang
saya ketemu kakak tingkat sejurusan, dia bilang hari kamis disuruh datang
kedekanat fakultas teknik untuk menghadiri undangan wali mahasiswa.
Waktu terus
berlalu hari kamispun datang, tibalah waktu untuk menghadiri undangan tersebut,
sekarang saya tidak ditemani kakak lagi, karna dia hanya menemani sampai daftar
ulang selesai, ternyata di pertemuan itu dekanat fakultas teknik meminta uang
iuran wali murid (IWM), kata mereka untuk pembangunan di fakultas teknik, jadi
seluruh mahasiswa wajib membayarnya, saya tidak tau apa ini benar atau salah,
Cuma kami yang mahasiswa baru hanya bisa mengikuti aturan yang ada, iuran ini
berjumlah minimal Rp 2 juta,- dan harus dibayar hari itu. Anehnya pembayaran
itu pakai minimal, sehingga akan ada potensi korupsinya, ternyata benar setelah
saya 2 tahun dikampus IWM itu dihapuskan, karena kata orang terindikasi korupsi
oleh KPK.
Pada saat
pertemuan itu kami tidak punya uang untuk membayarnya, karna di informasi pendaftaran
tidak ada uang untuk bayar IWM ini. Jadi keluarga saya tidak menyiapkan dana
tersebut. setelah menjelaskan semuanya ke petugas dekanat, akhirnya saya dapat
keringanan selama 1 semester untuk mebayar uang IWM tersebut.
Sampai disinilah
cerita perjalananku dari rumah menuju kampus tercinta untuk mendapatkan gelar
mahasiswa. Waktu terus berlalu dan akhirnya tibalah waktu untuk evaluasi atau
mencoba mengambil hikmah dari perjalanan ini, dan akhirnya saya menemukan
beberapa kesimpulan, pertama, selama
kita mencapai tujuan akan ada banyak masalah yang di temui, karena dalam
mencapai tujuan kita harus bisa menyelesaikan rangkaian masalah-masalah yang
ada, jadi hidup adalah rangkaian dari masalah-masalah, tinggal sejauh
mana kita bisa melewatinya. Untuk itu jangan pernah berdoa untuk dihilangkannya
masalah, tapi mintalah kekuatan untuk menyelesaikannya, karena masalah inilah
yang akan membentuk kita menjadi lebih baik.
Kedua, ternyata untuk sampai kekampus tidak hanya
ada satu bus yang bisa mengantarkan ku ketujuan, tapi masih banyak cara untuk
sampai kesana. Nah disinilah kita harus selalu belajar untuk tidak langsung
jatuh saat lapangan membenturkan kita dengan realita, yang awalnya kita
berharap seperti ini tapi ternyata lapangan memberi sambutan meriah dengan
memberi tantangan kepada kita, tinggal sejauh mana kita cerdas dalam melihat
dan mencari jalan lain menuju tujuan, karna tuhan tidak memberikan satu jalan
menuju mimpi-mimpi kita.
Ketiga, setiap masalah berdatanganan,
marilah coba untuk tenang, karena dengan ketenangan ini kita bisa
mencari solusi dari masalah yang ada.
Keempat, kehidupan kita sekarang ini
adalah rangkaian-rangkaian dari
pilihan-pilihan yang telah kita pilih, jadi kita harus berani dalam memilih pilihan hidup dengan syarat
sudah di perhitungkan dengan dalam akan pilihan tersebut, karena benar ternyata
kata orang, HIDUP ITU PILIHAN.
Akhir kata dari ku yang perlu
kita pahami:
Jangan pernah menyesali apa-apa yang telah kita pilih, karena pada saat
kita menyesalinya sama saja kita menyesali apa-apa yang sudah ditetapkan oleh
Allah SWT.
Wassalam..
mantab :)
BalasHapus