Kamis, 24 Januari 2013

Kampus Tujuanku



           Pagi ini terasa teramat cerah, itulah yang ku rasakan saat itu Juli 2008, yang pastinya juga dirasakan oleh orang lain juga, karena pada hari itu dimana diumumkannya hasil pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi se Indonesia yaitu SMPTN. Saya lulus di perguruan tinggi Universitas Sriwijaya (UNSRI) dengan jurusan Teknik Sipil. Yah, perasaan ini susah untuk di bendung karena usahaku selama satu tahun bimbel tidak sia-sia, walau jurusan ini adalah pilihan kedua. Jurusan ini  salah satu jurusan yang termasuk ku senangi, bukan asal pilih dan ternyata jurusan ini memiliki akreditasi yang memuaskan di Indonesia, yaitu A.
Hari itu juga ku pergi kesekolah SMAN 5 Bukittinggi (SUMBAR) dengan bangganya dimana saya dan teman-teman datang mengunjungi tempat kami dididik selama tiga tahun . Sesampai di sekolah ternyata sudah ada teman-teman  lain sedang melaporkan kelulusannya sama guru-guru, ada yang lulus di UMPAD, ITB, UI, UNRI, USU, UNP UNAND dan lain-lain. Kamipun kumpul bersama-sama, setiap ada yang datang kami langsung menanyakan di universitas mana mereka lulus, memang menjadi kebahagian yang sangat menyenangkan. Sedang asyik bercengkrama, tiba-tiba ada yang bertanya sama saya, “Wal, dak takuik di palembang apo? (wal, apa tidak takut di palembang?),”  sayapun bingung dengan pertanyaan ini, lalu berbalik bertanya, “emang apo hubungannyo jo palembang? (memang apa hubungannya dengan palembang?).” teman saya menjawab, “kan UNSRI ado di palembang.” Pada waktu itulah saya baru tau ternyata UNSRI ada di palembang, padahal besok sudah harus berangkat ke Palembang untuk daftar ulang. Hehe… maklum gak lihat lokasi waktu nentukan pilihan.
Keesokan harinyanya saya dan kakak sudah siap untuk pergi mendaftar ulang, dengan izin orang tua, keluarga dan tetangga yang saat itu juga ikut hadir untuk melepaskan kepergian ke kampus Uiversitas Sriwijaya. Maklum banyak yang hadir, karna daerah saya termasuk daerah yang sedikit minat untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi dan selesai daftar ulang saya akan langsung tinggal di palembang sampai hari raya Idul Fitri datang.
Waktu itu lebih kurang jam 4 sore, kami pergi keterminal Aua Kuniang Bukittinggi, dimana terminal yang paling padat kutemui selama ini. Kami mencari-cari bus yang bertujuan kepalembang, dan alhamdulilah kami menemukannya, tapi ternyata kami di kagetkan dengan perkataan orang yang menjaga loket tersebut, “maaf dek, bus sudah berangkat semua, bus hanya berangkat tiga kali dalam sehari, jam 10:00, 11:00 dan 12:00,” kamipun pusing gak karuan karna besok hari daftar ulang saya, jadi dalam kondisi apapun kami harus berangkat hari itu. Tiba-tiba ada yang bilang, “kalau kalian ingin tetap pergi kepalembang kalian harus sambung-sambung mobil, harus 2 kali naik mobil, pertama naik bus ke Jambi terlaebih dahulu, lalu baru naik bus ke Palembang keesokannya dari Jambi.”
Akhirnya kami memutuskan untuk naik bus dua kali sesuai dengan apa yang disarankan oleh salah seorang penjaga loket, dan kami diantar ke loket bus yang menuju Jambi. Disana kami diminta biaya Rp 143.000,- per orang sesuai harga tiket ke Palembang, dengan beberapa syarat sesampai di Jambi kami akan dicarikan bus menuju Palembang dan kami juga tidak akan menambah uang transportasi lagi.
Waktu terus berjalan dan bus yang kami tumpangipun sudah mulai berjalan keluar dari Bukittinggi. Beberapa jam perjalanan bus berhenti di danau singkarak untuk istirahat makan dan sholat magrib serta dijamak dengan isya. Selama istirahat kami merasa agak khawatir dengan lama waktu perjalanan, karna ternyata perjalanan dari Bukitiinggi menuju Palembang menghabiskan waktu lebih kurang 21 jam dalam kondisi normal, sedangkan besok sudah daftar ulang. Jadi kalau diperkirakan kemungkinan sampai di palembang jam dua siang. Wallahualam kalau sambung menyambung bus ini.
Selesai istirahat dan sholat, bus kembali melanjutkan perjalanannya. Keesokan harinya jam 09:00 bus berhenti, ternyata sudah sampai di loket pemberhentian bus tersebut yaitu didaerah dekat terminal Jambi. Sudah 30 menit  duduk di loket tapi bus yang menuju ke palembang masih belum kunjung datang, sehingga membuat suasana menjadi tambah cemas karena takut terlambat daftar ulang. Setelah beberapa menit, tiba-tiba stokar bus yang kami tumpangi tadi ngomong, “dek sudah 30 menit kita cari bus kepalembang tapi belum ada yang lewat, cuma ada bus ini, tapi adek harus nambah Rp 10.000,- lagi perorang sebab harga tiket bus ini mahal,” kami tidak terlalu berfikir panjang, karna sudah kepepet waktu, di perjalanan kami bertanya sama penunmpang yang ada dijalan, “kak berapa lama dari jambi ke palembang, dia bilang 6 sampai 7 jam, kami berangkat tadi lebih kurang jam 09:30 karena nunggu bus terlebih dahulu, jadi kmungkinan sampai jam 4 sore, dan kami sadar sepertinya gak sempat lagi untuk daftar ulang hari ini, tapi kami terus melanjutkan perjalanan.
Jam 16:30 kami sampai di palembang, dan sudah ada yang menunggu kami, dia orang SUMBAR juga, satu kabupaten dengan saya, yaitu kabupaten Agam, Nanda namanya, dia mahasiswa UNSRI angkatan 2005, berarti 3 tahun diatas saya. Lalu kami mengikuti dia untuk menuju tempat penginapan, kami menaiki bus kota untuk sampai di pusat kota dan dilanjuti naik bus angkutan khusus bertujuan Indralaya, diperjalanan dia bertanya sama saya lulus di jurusan apa, dan saya bilang di jurursan teknik sipil, dan dia menjawab berarti besok jadwal daftar ulangnya, karna jatah fakultas teknik besok. Dan kamipun kaget dan juga bersyukur, ternyata kami tidak terlambat. Kami sampai di penginapan waktu sholat magrib.
 Keesokan harinya jam 07:00 kami pergi kekampus untuk daftar ulang, dalam sehari penuh dengan begitu banyak antrian akhirnya saya selesai daftar ulang jam 17:00, dan langsung mendapat kartu pengenal mahasiswa (KPM), dan pada waktu itu juga saya sudah sah atau sudah resmi menjadi MAHASISWA, begitu senangnya dapat kartu ini. Pada waktu daftar ulang saya ketemu kakak tingkat sejurusan, dia bilang hari kamis disuruh datang kedekanat fakultas teknik untuk menghadiri undangan wali mahasiswa.
Waktu terus berlalu hari kamispun datang, tibalah waktu untuk menghadiri undangan tersebut, sekarang saya tidak ditemani kakak lagi, karna dia hanya menemani sampai daftar ulang selesai, ternyata di pertemuan itu dekanat fakultas teknik meminta uang iuran wali murid (IWM), kata mereka untuk pembangunan di fakultas teknik, jadi seluruh mahasiswa wajib membayarnya, saya tidak tau apa ini benar atau salah, Cuma kami yang mahasiswa baru hanya bisa mengikuti aturan yang ada, iuran ini berjumlah minimal Rp 2 juta,- dan harus dibayar hari itu. Anehnya pembayaran itu pakai minimal, sehingga akan ada potensi korupsinya, ternyata benar setelah saya 2 tahun dikampus IWM itu dihapuskan, karena kata orang terindikasi korupsi oleh KPK.
Pada saat pertemuan itu kami tidak punya uang untuk membayarnya, karna di informasi pendaftaran tidak ada uang untuk bayar IWM ini. Jadi keluarga saya tidak menyiapkan dana tersebut. setelah menjelaskan semuanya ke petugas dekanat, akhirnya saya dapat keringanan selama 1 semester untuk mebayar uang IWM tersebut.
Sampai disinilah cerita perjalananku dari rumah menuju kampus tercinta untuk mendapatkan gelar mahasiswa. Waktu terus berlalu dan akhirnya tibalah waktu untuk evaluasi atau mencoba mengambil hikmah dari perjalanan ini, dan akhirnya saya menemukan beberapa kesimpulan, pertama, selama kita mencapai tujuan akan ada banyak masalah yang di temui, karena dalam mencapai tujuan kita harus bisa menyelesaikan rangkaian masalah-masalah yang ada, jadi hidup adalah rangkaian dari masalah-masalah, tinggal sejauh mana kita bisa melewatinya. Untuk itu jangan pernah berdoa untuk dihilangkannya masalah, tapi mintalah kekuatan untuk menyelesaikannya, karena masalah inilah yang akan membentuk kita menjadi lebih baik.
Kedua,  ternyata untuk sampai kekampus tidak hanya ada satu bus yang bisa mengantarkan ku ketujuan, tapi masih banyak cara untuk sampai kesana. Nah disinilah kita harus selalu belajar untuk tidak langsung jatuh saat lapangan membenturkan kita dengan realita, yang awalnya kita berharap seperti ini tapi ternyata lapangan memberi sambutan meriah dengan memberi tantangan kepada kita, tinggal sejauh mana kita cerdas dalam melihat dan mencari jalan lain menuju tujuan, karna tuhan tidak memberikan satu jalan menuju mimpi-mimpi kita.
Ketiga, setiap masalah berdatanganan, marilah coba untuk tenang, karena dengan ketenangan ini kita bisa mencari solusi dari masalah yang ada.
Keempat, kehidupan kita sekarang ini adalah  rangkaian-rangkaian dari pilihan-pilihan yang telah kita pilih, jadi kita harus berani dalam memilih pilihan hidup dengan syarat sudah di perhitungkan dengan dalam akan pilihan tersebut, karena benar ternyata kata orang, HIDUP ITU PILIHAN.
Akhir kata dari ku yang perlu kita pahami:
Jangan pernah menyesali apa-apa yang telah kita pilih, karena pada saat kita menyesalinya sama saja kita menyesali apa-apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Wassalam..

1 komentar: