Senin, 09 Juli 2012

Aktifis (Mahasiswa atau Politikus)


          Inilah indahnya dunia Kampus atau dunia Mahasiswa, dimana disini kita belajar untuk mempraktekkan sebuah negara dalam cakupan yang kecil, memang Mahasiswa kalau di bandingkan dengan masyarakat memiliki tugas yang sedikit lebih, semuanya harus berlandaskan kepada kepentingan orang banyak, karna kalau sudah memiliki kepentingan-kepentingan pribadi maka sudah dapat kita bayangkan bagaimana kondisi Indonesia 10 tahun yang akan datang.

        Sekarang kita coba lihat gerakan-gerakan mahasiswa yang ada, seberapa banyak mahasiswa yang telah melakukan tugasnya, seberapa banyak mahasiswa yang telah mencoba belajar untuk mementingkan kepentingan orang banyak, bukan hanya untuk mencari pencitraan nama baik semata atau mencari jenjang karir yang telah di idam-idamkan sejak lama. kita mahasiswa, kitalah pelaku lapangannya sekarang, maka mari kita evaluasi diri, sudah sejauh mana kita melakukannya, atau bahkan mungkin kita sudah lebih ekstrim dari tanggapan-tanggapan orang banyak yaitu prakmatisme telah melanda hati nurani kita.

          Wahai mahasiswa mungkin kadang kita perlu belajar lagi fungsi dan peran mahasiswa itu sendiri, karna posisinya yang strategis di kalagan masyarakat, yang menjadikannya suatu bagian terpenting demi kemajuan bangsa Indonesia ini. Mahasiswa yang sering atau kita bangga-banggakan bahwasanya kita adalah Iron Stok atau cadangan masa depan dan Agen Of Change yang kita terik-teriakkan kepada penerus-penerus kita, kata inilah yang harus kita pahami dalam diri kita, apakah pantas kita dikatakan cadangan masa depan, apakah pantas kita menjadi pemimpin-pemimpin masa depan kalau dalam diri kita tidak pernah ada niat untuk menjadi Iron Stok atau agen perubahan itu sendiri.

         Seorang cadangan masa depan tidak akan pernah melihat segala sesuatu dari segi pandangan partai politik memandang sesuatu, karna kita bukan aktivis politikus. Memang kata orang kalau aktivis politikus harus melakukan pencitraan dirinya sendiri, karna kalau dia tidak melakukannya bagaimana dia akan menjadi pemimpin yang akan merubah bangsa ini, tapi permasalahannya adalah pencitraan ini tidak beriringan dengan nilai kebermanfatan yang ada, yang ada hanya seongok omongan, seonggok janji yang tidak pernah terleasasikan.

          Untuk itu, mari kita camkan dalam diri kita. kita adalah aktivis mahasiswa, kita menilai sesuatu yang kita lakukan harus selalu berlandaskan kepada kebermafaatan yang ada, setiap kegiatan yang kita lakukan kalau tidak ada kebermanfatannya sebaiknya tidak perlu kita lakukan, karna kita tidak butuh yang namanya pencitraan, yang kita butuhkan adalah kesenangan bagi masyarakat banyak.

           Saya tidak pernah menyalahkan siapapun kalau seandainya para aktivis mahasiswa ingin melakukan pencitraan bagi gerakkannya, atau bahkan bagi dirinya sendiri, tapi yang perlu kita pahami adalah bahwasanya setiap apa yang kita lakukan harus ada kebermanfaatan yang jelas bagi masyarakat, baik masyarakat kampus maupun masyarakat luas. Setiap program kerja yang ada jangan hanya cuma bertujuan untuk mencitrakan diri pribadi atau lembaga kita, minimal seiring atau beriringan dengan nilai kebermanfatan yang ada.

           Sejarah-sejarah mahasiswa terdahulu sudah banyak yang membuktikannya, begitu banyak mahasiswa yang tidak lagi mementingkan dirinya pada sa'at penurunan rezim suharto, mereka siap di pukuli oleh polisi, mereka siap di tembaki oleh polisi bahkan mungkin ada di antara mereka yang siap mati demi tegaknya satu kata pada sa'at itu yaitu reformasi, nilai keluhuran inilah yang perlu kita ambil hikmahnya, mereka tidak pernah menuntut yang namanya pencitraan, mereka tak butuh namanya tertempel di papan nama pahlawan, yang mereka butuh Indonesia ini berubah sebagaimana mestinya negara yang sejahtera, makmur dan damai.

         Wahai mahasiswa, mari kita coba cek niatan kita lagi, siapa tau ada yang sudah bengkok sedikit atau sudah pergi jalan-jalan entah kemana, kalau ada mari kita luruskan kembali. agar tanah air ini yakin bahwasanya engkaulah yang pantas untuk menjadi pemimpin Indonesia dan Indonesia ini yakin engkaulah Pahlawan itu, yang akan membawa Indonesia ini cerah, damai dan sejahtera seperti rembulan di malam hari.

Hidup Mahasiswa....

Salam ma'af  dan

wassalam...

by: Rahmat Syawal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar